Aditya Rachman Putra

Rumah Ngidam-ng(idaman)

Salah satu milestone yang mungkin sering terpikirkan oleh orang-orang seusia saya teh (terutama setelah nikah), pengen punya rumah sendiri atau pengen punya hunian sendiri (karena bisa jadi apartmen juga kalau jaman sekarang mah). Jadi waktu salah satu sahabat saya ada yang lagi riset tentang hal ini (preferensi hunian), saya langsung berfikir kalau ini bisa sekalian saya jadiin tempat dan prompt untuk membantu saya berfikir (+ bahan blog). Kurang lebih tujuan dari risetnya adalah:

Kami butuh sedikit bantuan, saat ini kami sedang melakukan riset terkait preferensi hunian yang dianggap ideal. Untuk memenuhi riset ini, ada beberapa pertanyaan yang di setiap jawabannya akan kami aamiin-kan untuk para pengisinya. Tenang, seluruh data yang masuk bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk internal riset saja kok :-)

Kalau ada yang tertarik bisa langsung aja isi google form nya yak.

Demografi

Satu hal yang ada dan terkadang tak begitu disadari adalah kondisi demografi diri kita sendiri. Sebelum saya coba untuk menentukan dan memikirkan sebenarnya hunian seperti apa yang saya inginkan, saya perlu refleksi juga secara internal kondisi saya seperti apa. Yang termudah adalah dimulai dari hal yang terlihat obvious. Yaitu, personally posisi saya yang sudah menjelang kepala tiga dan baru memulai berkeluarga. Hal ini akan menentukan preferensi dan concern dalam memilih hunian dibandingkan dengan posisi saya dulu sebagai fresh graduate dengan komitmen dan baru memulai karir.

Dengan “identitas” saya sekarang sebagai lelaki, suami, calon bapak, anak, menantu, dan profesional, menjadi banyak pertimbangan tambahan dalam memilih hunian. Beberapa diantaranya:

  1. Fasilitas jalan (kaki) yang nyaman, karena saya senang jalan-jalan kalau pusing
  2. Akses ke fasilitas darurat dan angkutan umum, karena alasan yang cukup obvious
  3. Lingkungan yang dekat dengan pasar atau grocery store agar memudahkan istri belanja
  4. Aman untuk anak dan ada teman seumuran untuk dia
  5. Tidak begitu jauh tapi juga tidak terlalu dekat dengan salah satu (orang tua atau mertua) sehingga tetap terasa adil sambil tetap bisa sigap kalau ada hal yang urgent.
  6. Tidak begitu berisik sehingga masih feasible juga untuk bekerja dari rumah juga
  7. dll.

Di tahap ini, saya merasa hal-hal di atas terhitung cukup sebagai acuan untuk hal-hal yang perlu saya ingat dan pikirkan disaat menentukan hal-hal lain terkait hunian yang diinginkan.

Keinginan

Kalau sebelumnya saya melihat kedalam untuk bisa menentukan constraint berdasarkan kondisi personal saya, di tahap ini saya ingin mencoba untuk mengeksplor keinginan saya dan bagaimana kenyataannya di lapangan. Perlu saya sadari pula karena selama ini saya tinggal di property milik orang tua saya (dulu saat lajang di rumah, dan sekarang di apartmen milik bapak saya), saya tidak memiliki pengalaman sama sekali dalam memilih ataupun membeli rumah. Jadi mungkin keinginan saya ini cenderung idealis.

Yang menjadi keinginan utama saya mengenai rumah ini adalah lokasi yang ada di Bandung. Kenapa? Karena sudah terlanjur nyaman sih hahaha. Seriously kenyamanan ini jadi faktor yang cukup utama sih bagi saya dalam memilih hunian. Dalam konteks ini Bandung itu nyaman karena:

  1. Udaranya enak apalagi kalau sudah daerah Bandung utara.
  2. Sekolah-sekolahnya juga bisa dibilang bagus-bagus
  3. Biaya hidupnya relatif terjangkau (kecuali makannya di kafe2 yang untuk orang Jakarta)
  4. Jalanannya relatif macet tapi masih acceptable apalagi kalau naik motor kemana-mana
  5. Kalau mau refreshing yang hijau-hijau juga gampang, banyak banget pilihan yang terjangkau baik untuk pulang pergi atau yang tipenya menginap satu-dua hari.

Dan istri pun bahkan lebih memiliki harga mati untuk rumah di Bandung (personally selama kotanya memiliki ~5 kriteria di atas mah saya kayaknya aman-aman aja). Oke, karena udah ada bayangan soal lingkungan umumnya (city-wide) coba kita drill down ke bagaimana sih lingkungan atau spesifikasi hunian (rumah) nya sendiri yang saya inginkan.

Lingkungan Rumah

Yang masih agak relevant dengan kondisi umum adalah kedekatannya dengan pusat kota, karena disitu letak sekolah-sekolah yang saya nilai baik (karena zonasi), akses transportasi umum yang relatif mudah dan fasilitas emergency yang juga aksesibel dibandingkan di lokasi yang jauh dari keramaian. Tapi kedekatan ke area bisnis mah bukan jadi concern utama, karena Alhamdulillah saya dapet rezeki untuk kerja remote. Dan saya inginnya cukup jauh dari area wisata agar bisa mendapat suasana yang relatif tenang walaupun dekat pusat kota. Selain itu sebagai nilai plus yang sangat-sangat saya inginkan adalah lokasi yang ada di dalam komplek perumahan, baik mini cluster yang hanya berisi 6-10 rumah maupun perumahan yang agak luas, dengan harapan adanya satpam dan kebebasan lebih untuk anak bermain tanpa takut bahaya lalu-lintas.

Rumahnya Sendiri

Untuk rumahnya sendiri saya juga memiliki beberapa keinginan yang menjadi filter saat saya browsing-browsing rumah di beberapa platform (seperti OLX, 99.co, etc). yaitu

  1. Akses jalan yang yang memfasilitasi mobil (biar kalau ada yang mau bertamu enak)
  2. Luas tanah 70-100 m2 agar masih ada ruang gerak dan tidak terlalu besar sehingga sulit darawat
  3. Minimal ada dua ruang tidur, dan salah satu di lantai 1 kalau 2 lantai, sehingga bila orang tua ingin menginap tidak perlu naik tangga dulu
  4. Terdapat area bekerja karena saya dan istri sama-sama bekerja secara remote
  5. Rumah yang hemat energi (dengan penerangan baik di siang hari, sirkulasi yang menyejukkan, dan insulasi yang cukup sehingga tidak terlalu dingin saat malam) dan desain yang tidak macem-macem sehingga sulit di maintain.

Untuk rumah ini saya pun sejujurnya masih memiliki budget yang sangat jauh dari ideal. Dan sejujurnya saya ingin membeli tanpa KPR e.g. beli dengan cash tabungan ataupun dengan menggunakan jasa pinjaman orang tua (masih jadi beban hehe). Tapi pun KPR saya tidak ingin terlalu lama, yaitu sekitar 11-15 tahun dan dengan biaya bulanan yang kurang dari 35% gabungan pendapatan saya dan istri. Dengan spesifikasi ini, saya masih bisa mencari rumah dengan harga 500-700 juta, tergantung dengan bunga KPR nya.

Desain Rumah

Naaah ini part yang subjektif, tergantung taste dan akan beda-beda banget. Tapi enaknya dibahas di tulisan lain kali ya hehehe.

#Bahasa Indonesia #Housing